Minggu, 17 Februari 2013

Bullying Dilingkungan Sekolah

     Apakah bullying itu ? dalam kamus besar bahasa Indonesia bullying dapat diartikan sabagai tindak intimidasi. Bentuk tindakan seperti mengganggu, menyakiti, melecehkan dengan cara sengaja atau tidak sengaja. Tindakan ini bisa dilakukan terus menerus dan mengganggu individu atau kelompok. Bullying sering terjadi dikalangan masyarakat, lebih seringnya dilingkungan anak-anak terutama dilingkungan sekolah. Biasa nya dilakukan kepada orang yang lemah dan dilakukan secara berulang-ulang. Pada tulisan ini saya akan membahas tentang bullying dilingkungan sekolah yang marak terjadi karena kurangnya pengawasan dari lingkungan sekolah.

        Bulliying sangat marak diantara anak-anak dan kebanyakan terjadi dilingkungan sekolah. Bullying dapat merubah kegiatan di lingkungan sekolah yang awalnya belaajar sekaligus mencari teman malah sebaliknya menjadi menakutkan dan mimpi buruk bagi siswa dan siswi. Siswa dan siswi juga akan merasa takut pada saat ada dilingkungan sekolah dan merasa tidak tenang dalam proses belajar. Padahal di Indonesia perlindungan anak sudah di atur dalam undang-undang dalam pasal 54 UU No. 23 Tahun 2002 isinya : “Anak di dalam dan dilingkungan sekolah wajib dilindungi dari tindakan kekerasan yang dilakukan oleh guru, pengelola sekolah atau teman - temannya di dalam sekolah yang bersangkutan atau lembaga pendidikan lainnya”.

    Menurut saya bullying dapat di contohkan seperti mengejek, membodohkan, memgucilkan, mengintimidasi, memukul, mengeroyok dan meminta paksa yang bukan miliknya. Hal demikian dapat berdampak pada kepribadian anak yang mengalami bullying anak tersebut akan merasa sangat ketakutan dan merasa tidak nyaman di dalam lingkungan sekolah. Oleh karena itu menurut saya pengawasan harus di lakukan sekolah untuk menghindari bullying. Sudah marak sekali hal ini terjadi, hal ini terjadi karena pengawasan yang kurang dari pihak sekolah. Andrew mellor mengtakan “Pada inti utama terjadinya bullying karena adanya ketidakseimbangan dalam relasi kuasa”. Pernyataan ini ditemukan oleh seorang ahli masalah bullying dari Jaringan Antibullying, Skotlandia, Andrew Mellor. 

           Ada beberapa contoh kasus bullying dilingkungan sekolah, salah satu contoh kasus sebagai berikut : 

Bullying di sekolah don boscow berikut kronologinya : 
Kejadian itu bukan pada saat MOS, ujar Gerardus kepada Tempo, Jumat 27 Juli 2012. Dia menjelaskan kronologi kasus ini. Menurut Gerardus, peristiwa dugaan bullying itu terjadi pada Selasa, 24 Juli lalu, sekitar pukul 13.45 WIB, setelah siswa pulang sekolah. Pihaknya menerima laporan bahwa ada siswa kelas X yang diajak nongkrong oleh siswa kelas XII di suatu tempat yang biasa disebut Pertok di belakang BCA Arteri Pondok Indah. Sebelum sampai ke Pertok, empat siswa baru bersama kakak kelasnya menuju ke suatu tempat yang biasa mereka sebut sebagai Papilon. Di sana ternyata sudah menunggu seorang siswa kelas XII di dalam mobil. “Kemudian empat siswa kelas X masuk mobil dan dibawa ke Pertok," ujar Gerardus. Saat sampai di Pertok, siswa kelas XII menyuruh siswa kelas X duduk dan menunduk. Dengan muka ditutupi jaket, empat siswa kelas X ditanyai satu per satu. "Dari keterangan korban, mereka ditempeleng, dipukul, dan disundut rokok,.

        Itulah salah satu contoh tindakan bullying dilingkungan sekolah, hal itu terjadi karena ada nya beberapa faktor, saya pernah mengalami bullying di lingkungan sekolah. Faktor nya adalah senioritas dimana senior merasa ingin di hormati oleh junior atau lebih tepat nya kaka kelas di sekolah ingin lebih di hormati oleh ade kelas nya tetapi cara yang dilakukan salah besar, karena berdampak negative bagi si anak yang terkena bullying, ada juga karna kekuasaan dan kekuatan suatu kelompok, yaitu kelompok yang tidak ingin kekuasaan nya itu di pandang sebelah mata maka kelompok tersebut melakukan kekerasaan seperti memalak dan memukuli orang yang menentang kelompok tersebut agar terlihat paling berkuasa.

       Ini juga bisa disebut sebagai kenakalan anak-anak, anak menjadi jahat dan melakukan bullying karena lingkungannya maka dari itu ia menjadi nakal, kurangnya kasih sayang dalam keluarga juga mempengaruhi. Bahkan mungkin ia diperlakukan kasar di keluarga nya makanya ia menjadi anak yang suka melakukan kekerasan akibat dari pada yang ia dapatkan dilingkungan keluarga, oleh karena itu keluarga harus lebih memperhatikan si anak dan memberi kasih sayang lebih terhadap si anak sehingga ia tidak melakukan perbuatan yang tercela atau negative seperti pada topic yang sedang kita bahas saat ini.
    
     Menurut saya untuk menghindari bullying harus ada nya peran aktif dari lingkungan sekolah karena bullying dilingkungan sekolah itu dilakukan oleh siswa siswi, oleh karena itu sekolah-sekolah harus bisa melakukan pencegahan bullying dengan cara melestarikan organisasi yang sudah ada dan memperbanyak kegiatan extrakulikuler di sekolah tersebut. Karena dengan cara itu semua siswa siswi akan lebih mengisi waktu luang dari pada harus bermain di luar sekolah atau nongkrong di tempat tertentu. Kegiatan tersebut akan lebih menumbuhkan rasa kebersamaan dan kekeluargaan didalam lingkungan sekolah. Dan siswa siswi pun akan lebih saling menjaga temannya dari gangguan bullying. Itulah salah satu cara untuk menghindari bullying dilingkungan sekolah. 

      Hal ini sebenarnya sudah menyimpang dari norma social, yaitu sudah melanggar dari aturan aturan yang sudah di tentukan, apabila sudah dilanggar dapat diberikan sanksi. Oleh karena itu norma yang sudah di tentukan tidah boleh dilanggar dan harus dipatuhi. Hal ini juga bisa di sebut sbagai penyimpangan social yaitu prilaku atau tindakan yang menyimpang. Menurut James vander zender “perilaku menyimpang merupakan perilaku yang dianggap sebagai hal tercela dan diluar batas toleransi oleh sejumlah besar orang”. 

    Dalam sosialisasi, individu menyerap norma dan nilai. Perilaku menyimpang di sebabkan oleh adanya gangguan pada proses penyerapan dan pengalaman nilai-nilai tersebut. Seseorang biasanya menyerap nilai-nilai dan norma-norma dari beberapa orang yang cocok dengan dirinya saja. Akibatnya, jika ia banyak menyerap nilai-nilai atau norma yang tidak berlaku secara umum, ia akan cenderung berperilaku menyimpang. Terlebih bila sebagian besar teman-teman di sekelilingnya adalah orang yang berperilaku menyimpang. Contoh nya, apabila seorang remaja bergaul dengan teman-temannya yang suka mabok-mabokan maka sifat nya akan keras dan emosional. 
  
   Kebanyak orang tua siswa-siswi takut apabila anak nya melakukan kegiatan MOS di sekolah takut dengan bullying yang dilakukan senior, Bullying yang kebayakan dilakukan di awal tahun, seperti pada MOS (Masa Orientasi Siswa), dilakukan terus menerus? Kenapa? Beberapa faktor seperti, ajang pamer ke adik kelas, ajang balas dendam karena dulunya menjadi "korban" Bullying, atau memang lingkungan yang menjadikan mereka berbuat seperti itu ? Ke-dua faktor tersebut memang sangat mempengaruhi, pola pikir yang tidak berkembang dan adanya rasa balas dendam memang merupakan faktor penyebab terjadi nya bullying. 

    Apaakah bullying bisa di hentikan ? jawaban saya tergantung bagaimana suatu disekolah menamkan rasa kebersamaan dan tidak membedakan antara senior dan junior dan sekolah juga harus menamkan kepada setiap senior atau kaka kelas agar memperlakukan junior atau ada kelas tidak sewenang-wenangnya, dan berjanji member hukuman terhadap senior yang melakukan nya, dan pihak sekolah tidah hanya menghimbau kepada senior saja tetapi kepada junior juga, agar lebih menghormati senior karena faktor usia juga. Apabila itu dilakukan bisa terjadi kenyamanan bagi siswa dan siswi dalam berada dilingkungan sekolah dan orang tua tidak perlu khawatir akan adanya bullying di sekolah.

   Hal ini disebut proses sosialisasi dan harus mengarah pada upaya menciptakan keteraturan social. Keteraturan social ( stabilitas ) hanya mungkin tercapai dan terpelihara apabila proses sosialisasi berhasil membentuk perilaku social yang terpola dan terencana. Menurut Josep L. Berger seorang ahli sosiologi mengatakan bahwa “pengendalian social adalah segala proses baik direncanakan maupun tidak, yang bersifat mendidik, mengajak, bahkan memaksa masyarakat agar mematuhi kaidah-kaidah dan norma-norma social yang berlaku”. Dan inilah salah satu faktor yang mempengaruhi berkurang nya atau menhindari bullying. Dapat disimpulkan bullying yang terjadi di lingkungan sekolah terjadi karena lemahnya pengawasan yang dilakukan oleh pihak sekolah sehingga siswa dan siswi terkena bullying yang dilakukan oleh senior.



 Daftar pustaka
1. Kompasiana “bullying di sekolah” http://edukasi.kompasiana.com/2012/08/02/bullying-di-sekolah/ 
2. http://www.kapanlagi.com/showbiz/selebriti/kapanlagicom174-goes-to-school-bullying-sekolah- 
3. Hasan shadily, sosiologi untuk masyarakat Indonesia, (PT Asdi mahasatya rinera cipta) 
4. Idianto muin, sosiologi (Jakarta : PT erlangga)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar